Manajemen Persada Hospital Malang mengambil tindakan tegas menyusul adanya dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan salah satu dokternya berinisial YA. Sebagai respons cepat atas laporan yang viral di media sosial, pihak rumah sakit secara resmi menonaktifkan dokter YA dari segala aktivitas pelayanan medis. Keputusan ini diambil sebagai langkah awal sembari rumah sakit melakukan investigasi internal secara menyeluruh dan transparan terkait kasus yang mencoreng citra institusi kesehatan tersebut.
Menurut keterangan resmi dari perwakilan Persada Hospital Malang, [Sebutkan Nama atau Inisial Perwakilan RS Jika Ada Informasi Akurat, contoh: Direktur Utama atau bagian Humas], penonaktifan dokter YA berlaku efektif sejak [Sebutkan Tanggal Penonaktifan Jika Ada Informasi Akurat, Kemungkinan Jumat 18 April 2025]. Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen rumah sakit untuk mengedepankan keamanan dan kenyamanan pasien serta menjaga integritas pelayanan medis. Seluruh kewenangan medis dokter YA juga telah ditarik selama proses investigasi berlangsung.
Pihak rumah sakit menyatakan sangat prihatin dan menyesalkan adanya tuduhan serius ini. Mereka menegaskan tidak akan mentolerir segala bentuk pelanggaran etika profesi, apalagi tindakan yang dapat merugikan dan menimbulkan trauma bagi pasien. Persada Hospital berjanji akan melakukan investigasi secara objektif dan melibatkan pihak-pihak berwenang jika diperlukan untuk mengungkap kebenaran kasus ini.
Sebelumnya, seorang pasien wanita berinisial QAR melalui akun media sosialnya menceritakan pengalaman kurang menyenangkan saat menjalani pemeriksaan medis di Persada Hospital Malang pada [Sebutkan Perkiraan Waktu Kejadian Jika Ada Informasi Akurat, Kemungkinan September 2022]. Dalam pengakuannya yang viral, pasien tersebut merasa dilecehkan oleh dokter YA saat proses pemeriksaan berlangsung. Pengakuan ini kemudian memicu berbagai reaksi dari warganet dan menjadi perhatian serius pihak rumah sakit.
Meskipun demikian, dalam konferensi pers yang digelar, pihak Persada Hospital juga menyampaikan pengakuan dari dokter YA yang membantah tuduhan pelecehan tersebut. Menurut dokter YA, tindakan pemeriksaan yang dilakukannya terhadap pasien QAR merupakan prosedur standar medis. Namun, pihak rumah sakit menegaskan akan tetap melakukan verifikasi dan pendalaman lebih lanjut terkait keterangan dokter YA dan pengakuan dari pasien.
Langkah cepat Persada Hospital Malang dalam menonaktifkan dokter yang bersangkutan diapresiasi oleh banyak pihak sebagai bentuk tanggung jawab dan responsibilitas terhadap aduan pasien. Masyarakat berharap kasus ini dapat segera diselesaikan secara transparan dan adil, serta menjadi pelajaran bagi seluruh tenaga medis untuk selalu menjunjung tinggi etika profesi dalam melayani pasien.