Watu Blorok, sebuah situs batu unik yang terletak di Dusun Sukorame, Desa Mojojajar, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, menyimpan daya tarik sejarah dan legenda yang memikat. Lebih dari sekadar formasi geologis, Watu Blorok dipercaya masyarakat setempat sebagai jelmaan dari tokoh legenda Joko Welas dan istrinya, Roro Wilis.
Sejarah keberadaan Watu Blorok diperkirakan telah ada sejak lama, kemungkinan merupakan bagian dari formasi batuan alami di wilayah tersebut. Namun, narasi yang hidup di masyarakat menghubungkannya erat dengan kisah Joko Welas, seorang pemuda sakti mandraguna.
Dalam legenda yang berkembang, Joko Welas dikenal memiliki kesaktian luar biasa dan sering membantu rakyat.
Kisah tragis Joko Welas bermula ketika ia bertarung melawan Adipati Surontani. Dalam pertempuran sengit tersebut, Joko Welas gugur.
Kesedihan mendalam dirasakan oleh istrinya, Roro Wilis. Konon, karena cintanya yang begitu besar dan kesedihannya yang tak tertahankan, Roro Wilis menyusul Joko Welas dengan cara menjelma menjadi bagian dari batu yang sama, kini dikenal sebagai Watu Blorok.
Bentuk Watu Blorok yang menyerupai dua sosok yang saling berdampingan semakin memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap legenda ini. Corak warna pada batu juga diinterpretasikan sebagai representasi dari Joko Welas dan Roro Wilis.
Watu Blorok tidak hanya menjadi pengingat akan kisah cinta dan pengorbanan, tetapi juga dianggap memiliki kekuatan spiritual.
Hingga kini, Watu Blorok menjadi situs yang dikeramatkan oleh sebagian masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Beberapa ritual atau tradisi dilakukan di sekitar area batu, terutama pada waktu-waktu tertentu. Masyarakat percaya bahwa Watu Blorok memiliki berkah dan dapat memberikan perlindungan.
Selain nilai sejarah dan legendanya, Watu Blorok juga menjadi daya tarik wisata budaya yang unik di Kabupaten Mojokerto, menarik wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang cerita rakyat dan tradisi lokal.
Keunikan Watu Blorok tidak hanya terletak pada legendanya, tetapi juga pada keindahan formasi batunya yang alami. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat berupaya menjaga kelestarian situs ini sebagai bagian dari warisan budaya dan potensi wisata yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.