Kota Kediri, Jawa Timur, tak hanya terkenal dengan julukan Kota Tahu, tetapi juga memiliki beragam kuliner tradisional yang menggugah selera. Salah satunya adalah Getuk Gedang, makanan manis yang terbuat dari pisang dan menjadi ikon kuliner khas Kediri. Kelezatan Getuk Gedang Kediri dengan rasa manis alaminya telah melegenda dan menjadi buruan para wisatawan maupun warga lokal, terutama pada Rabu sore, 9 April 2025.
Getuk Gedang, sesuai dengan namanya, berbahan dasar utama pisang. Namun, berbeda dengan getuk pada umumnya yang terbuat dari singkong atau ubi, Getuk Gedang khas Kediri menggunakan jenis pisang tertentu, yang paling populer adalah pisang Raja Nangka. Pemilihan pisang jenis ini bukan tanpa alasan, karena pisang Raja Nangka memiliki tekstur yang lembut, rasa manis yang khas, serta aroma yang menggoda setelah dikukus.
Proses pembuatan Getuk Gedang cukup sederhana namun membutuhkan ketelatenan. Pisang Raja Nangka yang matang dikukus hingga empuk, kemudian dikupas dan ditumbuk halus. Setelah itu, ditambahkan sedikit gula pasir (opsional, tergantung tingkat kemanisan pisang), garam, dan vanili untuk menambah aroma. Adonan getuk kemudian dibungkus menggunakan daun pisang yang telah dilayukan, memberikan aroma tambahan yang khas saat dikukus kembali sebentar.
Keunikan Getuk Gedang terletak pada rasa manis alaminya yang berasal dari pisang Raja Nangka berkualitas. Teksturnya yang lembut dan sedikit lengket menjadikannya camilan yang nikmat disantap kapan saja. Lokasi mudah menemukan Getuk Gedang adalah di pasar-pasar tradisional, toko oleh-oleh khas Kediri di sepanjang Jalan Yos Sudarso dan Jalan Patimura, serta beberapa warung makan dan pedagang kaki lima di Kota Kediri. Beberapa produsen Getuk Gedang yang terkenal antara lain [Sebutkan Nama Produsen Jika Ada, Contoh: “Getuk Gedang ‘Madu Manis'”].
Kronologi pasti mengenai asal-usul Getuk Gedang sebagai makanan khas Kediri sulit ditelusuri secara detail. Namun, kuliner ini telah menjadi bagian dari tradisi kuliner masyarakat Kediri secara turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tidak ada nama pelaku atau kejadian khusus yang terkait dengan sejarah munculnya Getuk Gedang.