Siapa yang bisa menolak kelezatan semangkuk bakso Malang yang komplit? Dengan kuah gurih, bakso halus dan kasar, siomay, pangsit goreng, tahu, dan mie, hidangan ini telah menjadi ikon kuliner Kota Apel dan menyebar ke berbagai penjuru Nusantara. Namun, tahukah Anda bagaimana jejak sejarah bakso Malang hingga menjadi sepopuler sekarang?
Meskipun belum ada catatan sejarah yang pasti mengenai kapan persisnya bakso Malang pertama kali muncul, kuat dugaan bahwa hidangan ini merupakan akulturasi budaya kuliner Tionghoa dan lokal. Bakso sendiri diperkirakan berasal dari Tiongkok, di mana olahan daging berbentuk bola ini dikenal dengan nama “rou wan”. Para pedagang dan perantau Tionghoa membawa resep dan teknik pembuatan bakso ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Malang.
Perkembangan bakso di Malang kemudian mengalami modifikasi dan penyesuaian dengan selera lokal. Jika bakso Tiongkok umumnya terbuat dari daging babi, bakso Malang mayoritas menggunakan daging sapi karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim. Selain itu, penambahan varian pelengkap seperti siomay, pangsit goreng, tahu, dan mie menjadi ciri khas unik bakso Malang yang membedakannya dari jenis bakso lainnya.
Pada awalnya, bakso Malang kemungkinan dijajakan secara pikulan atau gerobak sederhana. Para pedagang berkeliling kampung dan menjajakan dagangannya kepada masyarakat. Seiring berjalannya waktu dan semakin digemarinya hidangan ini, warung-warung bakso mulai bermunculan, terutama di pusat-pusat keramaian Kota Malang.
Era keemasan bakso Malang diperkirakan terjadi pada dekade [sebutkan perkiraan dekade jika ada informasi, contoh: 1970-an hingga 1990-an]. Pada masa ini, nama bakso Malang semakin dikenal luas, tidak hanya di Jawa Timur tetapi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Beberapa merek bakso Malang legendaris mulai bermunculan dan menjadi ikon kuliner yang bertahan hingga kini.
Salah satu faktor yang membuat bakso Malang begitu populer adalah cita rasanya yang khas dan komplit. Perpaduan antara gurihnya kuah, kenyalnya bakso, serta tekstur dan rasa yang beragam dari pelengkapnya menciptakan sensasi yang memanjakan lidah. Selain itu, harga yang relatif terjangkau juga menjadikannya pilihan kuliner yang digemari oleh berbagai kalangan masyarakat.