Mengulik Baso Malang yang Banyak Tersebar Se-Indonesia

Siapa yang bisa menolak kelezatan Baso Malang? Hidangan berkuah gurih ini telah menjadi favorit banyak orang di seluruh Indonesia. Dengan ciri khasnya yang beragam dalam satu porsi, tak heran jika Baso Malang mudah ditemukan di berbagai penjuru negeri. Mengulik, tahukah Anda bagaimana Baso Malang bisa begitu populer dan tersebar luas?

Sejarah Singkat Sang Ikon Kuliner

Baso Malang, atau sering juga disebut Bakwan Malang, diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh seorang imigran Tionghoa bernama Tjoen Moesliem pada tahun 1939. Beliau membuka warung bakso di kawasan Alun-Alun Kota Malang. Awalnya, bakso di Tiongkok terbuat dari daging babi atau olahan ikan. Namun, karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, bahan utama bakso kemudian diadaptasi menggunakan daging sapi agar dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Keunikan Baso Malang terletak pada variasi isian dalam satu mangkuknya. Selain bakso sapi itu sendiri, biasanya juga terdapat bakwan (gorengan sayur), siomay kukus, tahu isi bakso, pangsit goreng, hingga mie kuning atau bihun.

Kenapa Baso Malang Bisa Menyebar Luas?

Mengulik Popularitas Baso Malang di Malang dan sekitarnya yang terus meningkat membuat banyak pedagang berinisiatif untuk membuka usaha serupa di luar kota. Rasanya yang lezat, porsi yang mengenyangkan dengan berbagai macam isian, serta harganya yang relatif terjangkau menjadi daya tarik utama bagi para konsumen.

Selain itu, adaptasi rasa dan variasi isian juga menjadi kunci keberhasilan Baso Malang dalam menaklukkan lidah masyarakat di berbagai daerah. Beberapa pedagang bahkan menambahkan sentuhan lokal pada Baso Malang mereka, menyesuaikan dengan preferensi rasa setempat.

Fenomena Baso Malang di Era Modern

Kini, di tahun 2025, Baso Malang bukan lagi sekadar kuliner lokal khas Malang. Anda dapat dengan mudah menemukan warung atau gerobak Baso Malang di Jakarta, Surabaya, Bandung, hingga kota-kota kecil di seluruh Indonesia.

Kesuksesan Baso Malang yang tersebar luas se-Indonesia ini membuktikan bahwa kekayaan kuliner daerah memiliki potensi besar untuk menjadi ikon nasional, bahkan mendunia, dengan adaptasi dan inovasi yang tepat. Jadi, kapan Anda terakhir menikmati semangkuk Baso Malang yang lezat?