Pulau Derawan: Surga Tersembunyi Kalimantan yang Kaya Biota Laut

Bagi para penggemar wisata bahari, Kepulauan Derawan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, adalah destinasi impian. Gugusan pulau ini sering dijuluki Surga Tersembunyi Kalimantan karena keindahan bawah lautnya yang legendaris, namun belum sepopuler destinasi mainstream lainnya di Indonesia. Dengan air laut sejernih kristal, terumbu karang yang sehat, dan keanekaragaman biota laut yang luar biasa, Derawan menawarkan pengalaman menyelam dan snorkeling tak terlupakan. Upaya promosi dan peningkatan infrastruktur terus dilakukan agar Surga Tersembunyi Kalimantan ini dapat diakses lebih mudah oleh wisatawan, sembari tetap menjaga kelestarian ekosistemnya. Kehadiran berbagai spesies unik menjadikan Surga Tersembunyi Kalimantan ini destinasi wajib bagi para pencinta alam.


Eksotisme Biota Laut yang Unik

Daya tarik utama Kepulauan Derawan terletak pada keberadaan empat pulau utamanya—Derawan, Maratua, Kakaban, dan Sangalaki—masing-masing menawarkan keunikan tersendiri.

Pulau Kakaban adalah primadona yang menonjol. Pulau ini menyimpan keajaiban alam berupa danau jellyfish non-menyengat, sebuah fenomena langka di dunia. Danau prasejarah ini berisi empat spesies ubur-ubur yang berevolusi tanpa sengat karena tidak adanya predator alami. Wisatawan diizinkan berenang bersama ubur-ubur ini, sebuah pengalaman yang sangat unik. Untuk menjaga kelestarian ekosistem sensitif ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur membatasi jumlah pengunjung harian maksimal 200 orang, sesuai ketentuan yang dikeluarkan pada April 2025.

Pulau Sangalaki terkenal sebagai pusat konservasi penyu hijau dan penyu sisik. Di sini, pengunjung sering kali dapat menyaksikan momen penyu bertelur di malam hari atau pelepasan tukik (anak penyu) ke laut oleh petugas konservasi. Kegiatan ini memberikan dimensi edukasi yang penting bagi wisatawan mengenai upaya pelestarian.


Logistik Perjalanan dan Akomodasi

Akses menuju Kepulauan Derawan memerlukan perencanaan yang matang. Titik awal perjalanan biasanya dimulai dengan penerbangan ke Bandara Kalimarau (BEJ) di Berau, Kalimantan Timur. Dari bandara, perjalanan dilanjutkan menggunakan jalur darat ke Pelabuhan Tanjung Batu (sekitar 2 hingga 2,5 jam perjalanan dengan mobil charter). Dari Tanjung Batu, perjalanan laut menggunakan speedboat menuju Pulau Derawan memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit.

Akomodasi di Pulau Derawan didominasi oleh resort di atas air (water bungalow) dan homestay yang dikelola penduduk lokal. Harga akomodasi bervariasi; homestay sederhana dapat ditemukan mulai dari Rp 150.000 per malam (di luar biaya island hopping), sementara resort mewah di Maratua dapat mencapai jutaan rupiah.

Untuk menjamin keamanan wisatawan yang melakukan perjalanan laut, otoritas keamanan di Pelabuhan Tanjung Batu, yaitu Kepolisian Air dan Udara (Polairud), secara rutin melakukan pemeriksaan kelayakan kapal. Kapten Budi Laksono dari Polairud Berau, dalam laporan mingguan pada Minggu, 21 September 2025, menyatakan bahwa semua speedboat yang beroperasi wajib dilengkapi dengan alat keselamatan standar dan daftar manifes penumpang yang akurat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kunjungan ke surga tersembunyi ini tetap aman dan nyaman.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org